Berita Terbaru Dunia Esport – G2 Esports, salah satu organisasi esports terbesar di dunia, sedang mengalami penurunan performa meskipun memiliki beberapa pemain CS2 terbaik di dunia. Mereka secara konsisten mencapai playoff di setiap turnamen yang mereka ikuti, tetapi belum berhasil mengamankan gelar juara atau bahkan penampilan di Grand Final.1
Performa mengecewakan ini semakin mengejutkan mengingat pemain bintang mereka, m0NESY, sedang dalam performa yang luar biasa seperti s1mple di tahun 2018. M0NESY seringkali menjadi penyelamat G2 dalam pertandingan-pertandingan penting, sementara rekan setimnya terkadang tampil kurang maksimal.
Penurunan performa juga terlihat dari NiKo yang tidak lagi menjadi rifler terbaik di dunia dan huNter- yang performanya menurun drastis sejak awal CS2. Keputusan untuk menggantikan jks dengan nexa semakin menambah masalah yang dihadapi G2 Esports. Jadi, bagaimana G2 Esports bisa mengatasi masalah mereka dan kembali meraih kejayaan?
Perubahan Roster: Mencari Jangkar yang Lebih Kuat
Menggantikan nexa dengan pemain anchor yang lebih baik mungkin menjadi cara termudah untuk meningkatkan tim tanpa perlu banyak waktu adaptasi. Nexa bukanlah pemain yang buruk, tetapi dia secara objektif dinilai sebagai penurunan performa dari jks. G2 Esports memiliki banyak pilihan talenta muda yang berbakat untuk mengisi posisi tersebut.
Nama pertama yang muncul di pikiran adalah Jimmphat, mesin pembunuh berusia 17 tahun. Namun, melihat performa G2 dan MOUZ saat ini, biaya untuk mendatangkan Jimmphat dari MOUZ pastinya akan sangat mahal. Pilihan yang lebih realistis adalah Perfecto dan sjuush. Perfecto baru-baru ini dicadangkan oleh Cloud9 dan merupakan salah satu pemain dengan kualitas terbaik yang tersedia saat ini. Tim sjuush, Heroic, sedang mengalami penurunan performa dan mungkin akan merombak roster mereka. Selain itu, kedua pemain tersebut memiliki rekan senegara yang sudah ada di tim – m0NESY untuk Perfecto dan Hooxi untuk sjuush, sehingga proses adaptasi mereka seharusnya tidak menjadi masalah.
Peran Pelatih: Evaluasi TaZ dan Alternatif Lain
Sekilas, TaZ terlihat cocok untuk menjadi pelatih kepala G2. Dia adalah pemain berpengalaman peraih juara Major yang memiliki kemampuan memimpin dengan karakter yang menyenangkan dan supel. Namun, selama empat bulan masa jabatannya, tim internasional G2 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Gaya permainan dan atmosfer tim masih terlihat sama dengan sebelum kedatangannya.
Tentu saja, sulit untuk menilai seberapa besar dampak seorang pelatih terhadap sebuah tim karena tidak ada orang lain selain para pemain yang tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan. Namun, G2 tampaknya perlu mempertimbangkan opsi pelatih lain, dengan sAw di urutan teratas daftar mereka.
Seperti yang di sebutkan sebelumnya, Heroic sedang dalam performa yang buruk saat ini, sehingga mendatangkan pemain dari organisasi Denmark tersebut seharusnya tidak terlalu sulit. sAw sangat di hormati oleh rekan-rekannya, terutama karena keberhasilannya bersama ENCE, di mana dia membawa pemain yang tidak di kenal ke papan atas Counter-Strike dan bertahan di sana selama beberapa bulan.
Pergantian IGL: Hooxi atau Pemimpin Baru?
Hooxi telah menghadapi banyak kritik selama waktunya bersama G2, baik untuk permainan individual maupun kemampuannya sebagai In-Game Leader (IGL). Meskipun beberapa kritik tersebut beralasan, namun dia tidak seburuk yang di bayangkan orang lain. Namun, jika para pemain G2 sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Hooxi, mereka sebaiknya mencari IGL baru.
Dua opsi yang menarik adalah kyxsan dan gla1ve. Baik Heroic maupun ENCE sedang dalam performa yang buruk saat ini, tetapi kyxsan dan terutama gla1ve telah menunjukkan kemampuan hebat dalam memimpin tim ke puncak Counter-Strike.
Perombakan roster, pelatih, dan kepemimpinan membutuhkan pertimbangan yang matang. G2 perlu menemukan pemain yang dapat berintegrasi dengan baik dengan pemain yang ada dan mengembalikan semangat juara mereka.
BACA JUGA : Rekomendasi Game Memasak yang Seru dan Tak Bikin Bosan