Portal Dunia Esports Turnamen bergengsi PGL Wallachia Season 4 akhirnya mencapai puncaknya dengan pertandingan grand final yang sangat di nanti antara Team Liquid dan PARAVISION. Bertempat di Bucharest, Romania, pada 27 April 2025, laga final ini menghadirkan duel klasik dengan tensi tinggi yang berakhir dramatis. Team Liquid berhasil mengamankan gelar juara setelah menaklukkan PARAVISION dalam format best-of-five (BO5) dengan skor akhir 3-2. Kemenangan ini tidak hanya menandai pembalasan dendam manis bagi Liquid setelah kekalahan mereka di upper bracket, tetapi juga memperkuat dominasi mereka di scene kompetitif Dota 2 global. Tim asal Eropa Barat itu pulang membawa hadiah utama sebesar 300 ribu USD dari total prize pool senilai 1 juta USD.1
Pertarungan Final yang Penuh Drama dan Strategi Tinggi
Pertemuan dua raksasa Dota 2 ini menjadi revenge match yang sangat di tunggu komunitas. PARAVISION sebelumnya mengalahkan Team Liquid dengan skor 2-1 di final upper bracket, membuat pertandingan grand final semakin menarik karena menjadi ajang pembuktian.
Team Liquid membuka laga dengan penuh percaya diri dan mengamankan kemenangan di game pertama. Namun, PARAVISION tidak tinggal diam dan membalas di dua game berikutnya, membuat mereka unggul 2-1 dan berada di ambang kemenangan. Meski berada di bawah tekanan, Team Liquid menunjukkan mental juara dengan menyapu bersih dua game terakhir untuk menutup laga 3-2.
Statistik Grand Final: Duel Seimbang yang Berujung Dominasi
Setiap game dalam final ini menampilkan dinamika gameplay yang kompleks: mulai dari laning phase yang agresif, rotasi cepat, hingga eksekusi team fight yang presisi. Pemain kunci seperti miCKe dan Nisha dari Team Liquid tampil menonjol dengan pengambilan keputusan yang brilian, terutama di late game.
Sementara itu, Rayze dari PARAVISION juga memperlihatkan permainan berkualitas tinggi dan konsistensi luar biasa sepanjang seri, membuat pertandingan berlangsung ketat dari awal hingga akhir.
Perjalanan Team Liquid di PGL Wallachia Season 4
Team Liquid tampil meyakinkan sejak fase grup, yang menggunakan sistem Swiss format best-of-three. Mereka sukses menembus playoff bersama tujuh tim top lainnya. Di babak playoff yang menggunakan sistem double elimination, Team Liquid harus turun ke lower bracket setelah kalah dari PARAVISION di upper bracket final.
Namun, alih-alih terpuruk, Liquid justru tampil semakin solid. Mereka menumbangkan lawan-lawan tangguh seperti OG dan Gaimin Gladiators di lower bracket untuk mengamankan tempat di grand final, yang akhirnya menjadi panggung pembalasan sempurna melawan rival berat mereka.
Rivalitas Panas: Team Liquid vs PARAVISION Sepanjang 2025
Persaingan antara Team Liquid dan PARAVISION bukan hanya terjadi di Wallachia Season 4. Sepanjang tahun 2025, kedua tim ini telah beberapa kali bertemu di turnamen besar. Di ESL One Raleigh 2025 dan BLAST Slam II, PARAVISION sempat menjadi penghalang bagi Liquid untuk melangkah lebih jauh.
Namun, kemenangan di PGL Wallachia ini membalikkan narasi, memperlihatkan bahwa Liquid mampu belajar dari kekalahan dan bangkit di momen-momen krusial.
Komentar Pemain dan Pelatih: Perjuangan yang Terbayar Lunak
Aydin “Insania” Sarkohi, kapten Team Liquid:
“Ini adalah pertandingan paling emosional yang pernah kami mainkan tahun ini. Setelah berkali-kali kalah dari mereka, akhirnya kami bisa menunjukkan siapa yang lebih siap di panggung terbesar.”
Mathis “Jabbz” Friesel, pelatih Team Liquid:
“Saya sangat menghargai cara bermain PARAVISION. Mereka tim yang luar biasa. Tapi saya bangga dengan Liquid yang tetap kompak dan percaya diri. Ini final terbaik yang pernah saya latih!”
Pujian ini juga banyak di suarakan oleh komunitas Dota 2, yang menganggap seri ini sebagai salah satu grand final paling seru tahun ini.
Format Turnamen yang Ketat dan Kompetitif
PGL Wallachia Season 4 di ikuti oleh 16 tim terbaik dari berbagai belahan dunia. Format Swiss di babak grup membuat persaingan menjadi sangat dinamis, karena setiap tim harus memenangkan setidaknya tiga pertandingan untuk bisa lolos ke playoff.
Di babak playoff, sistem double elimination di gunakan agar tim memiliki kesempatan kedua. Hampir seluruh pertandingan menggunakan format BO3, kecuali final yang menggunakan BO5 untuk memaksimalkan potensi strategi dan daya tahan tim secara keseluruhan.
Apa Selanjutnya untuk Team Liquid dan PARAVISION?
Kemenangan ini tentu menjadi modal besar bagi Team Liquid untuk menghadapi turnamen-turnamen major lainnya sepanjang 2025, termasuk kemungkinan besar The International 2025. Dengan performa seperti ini, banyak pengamat memprediksi mereka sebagai salah satu kandidat terkuat untuk menjadi juara dunia.
Sementara itu, PARAVISION juga tetap mendapat sorotan positif meskipun gagal meraih gelar. Performa konsisten mereka sepanjang tahun menunjukkan bahwa mereka bukan hanya “kuda hitam”.
Kesimpulan: PGL Wallachia Season 4 Tinggalkan Warisan Besar di Dunia Esports
Grand final antara Team Liquid dan PARAVISION di PGL Wallachia Season 4 bukan sekadar pertandingan biasa. Team Liquid membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan yang tak bisa di remehkan di scene kompetitif Dota 2.
Turnamen ini menjadi bukti bahwa Dota 2 masih menyimpan banyak drama, ketegangan, dan kejutan. Dan dengan performa luar biasa dari kedua tim, dunia esports semakin panas menuju pertarungan besar di event-event global selanjutnya.
baca juga. Yoko Taro Prediksi: Karier Game Developer Akan Punah Akibat AI Dalam 50 Tahun