Portal Dunia Esports Statistik Hero MPLID S15 Week 2 MPL ID S15 telah resmi berakhir dan kini para penggemar bersiap menyambut Week 3 yang akan berlangsung pada 21-23 Maret 2025. Setelah itu, liga akan memasuki jeda sejenak mengikuti libur Lebaran. Salah satu topik menarik yang banyak di perbincangkan adalah pola pemilihan dan ban hero yang cukup monoton sejak Week 1. Statistik Hero MPLID S15 Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah MPL ID perlu menerapkan global ban untuk meningkatkan variasi gameplay? Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai statistik hero, tren pemilihan, serta dampaknya bagi jalannya turnamen.1
Tren Pemilihan Hero di MPL ID S15 Week 2
Jika melihat kembali Week 1, tren pemilihan hero di Week 2 masih menunjukkan pola yang serupa. Lima hero yang menjadi prioritas utama sejak hari pertama adalah Suyou, Gatotkaca, Granger, Cici, dan Joy. Namun, terdapat sedikit perubahan dalam frekuensi pemakaian dan efektivitas mereka.
- Suyou menjadi hero yang lebih sering digunakan dibandingkan Week 1, dengan win rate sebesar 56,25%.
- Granger tampil sebagai hero power pick dengan win rate tertinggi mencapai 64,29%.
- Cici, Gatotkaca, dan Joy tetap menjadi pilihan populer yang sering muncul dalam drafting.
Meski terdapat perubahan kecil dalam angka kemenangan, dominasi hero yang sama dalam berbagai pertandingan mulai menimbulkan kejenuhan bagi para penggemar dan bahkan pemain profesional.
Strategi Draft Pick dan Kekhawatiran Monotonnya Meta
Salah satu pertandingan yang menarik perhatian pada Week 2 adalah ONIC vs Geek Fam, di mana kedua tim memilih hero yang hampir serupa sepanjang game. Meskipun beberapa hero telah mendapatkan penyesuaian dalam update terbaru, para pemain tetap memilih power pick yang sama hingga tiga kali dalam satu pertandingan.
Dalam kondisi seperti ini, strategi drafting yang seharusnya menjadi elemen kunci dalam permainan justru kurang terasa. Alih-alih melakukan adaptasi dengan berbagai hero yang tersedia, tim lebih mengandalkan kemampuan micro, macro, dan snowballing untuk memenangkan pertandingan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada cara untuk mendorong lebih banyak variasi dalam pemilihan hero?
Hero dengan Ban Rate Tinggi dan yang Masih Terabaikan
Beberapa hero yang memiliki potensi besar tetap belum mendapat kesempatan tampil di MPL ID S15 karena tingkat ban yang tinggi. Berikut adalah beberapa statistik menarik mengenai ban rate:
- Zhuxin dan Fanny masih belum mendapatkan kesempatan bermain karena memiliki ban rate tertinggi, mencapai 38 kali jika digabung dengan Week 1.
- Phoveus, Mathilda, dan Luo Yi sempat muncul di Land of Dawn meski memiliki win rate yang fluktuatif.
Di sisi lain, masih terdapat 78 hero yang belum di-pick, 88 hero yang tidak terkena ban, serta 76 hero yang tidak di-pick maupun di-ban sepanjang Week 2. Ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari total hero pool yang benar-benar dimanfaatkan dalam kompetisi.
Perlukah MPL ID Menerapkan Global Ban?
Dengan semakin kuatnya dominasi hero tertentu dalam drafting, muncul wacana mengenai penerapan global ban di MPL ID S15 atau musim mendatang. Global ban sendiri merupakan sistem yang melarang penggunaan hero yang sama lebih dari satu kali dalam suatu seri pertandingan.
Keuntungan global ban:
- Meningkatkan variasi strategi dan meta.
- Mendorong pemain untuk lebih fleksibel dalam hero pool mereka.
- Mengurangi kejenuhan dalam penonton dan pemain akibat repetisi hero yang sama.
Tantangan penerapan global ban:
- Tidak semua tim memiliki pemain dengan hero pool yang luas.
- Bisa menyebabkan ketidakseimbangan bagi tim yang sudah terbiasa dengan meta tertentu.
- Membutuhkan adaptasi yang cukup besar dari tim dan pemain.
Kesimpulan
Dengan tren hero yang semakin monoton di MPL ID S15 Week 2, pertanyaan mengenai perlunya global ban semakin relevan. Meskipun ada beberapa tantangan dalam implementasinya, sistem ini berpotensi membuat kompetisi lebih dinamis dan menarik. Apakah Moonton akan mempertimbangkan aturan ini di musim mendatang? Kita tunggu perkembangannya.
Baca juga. Teknologi Supersampling untuk PlayStation 5 Pro Akan Lebih Inovatif di 2025