Kisah Sukses Balatro dan Pengaruh Slay the Spire
Portal Dunia Esports Jadi Kandidat Goty Jadi Kandidat Gocal Thunk, developer di balik suksesnya Balatro, yang menjadi kandidat Game of The Year (GOTY) pada 2024, mengungkapkan bahwa ia sebenarnya tidak pernah memainkan game bergenre roguelike sebelumnya, kecuali Slay the Spire. Hal ini cukup mengejutkan mengingat Balatro termasuk dalam genre yang sama dan berhasil menarik perhatian banyak gamer di seluruh dunia.1
Dalam proses pengembangan yang berlangsung selama tiga tahun, Local Thunk tidak melakukan riset dengan memainkan game roguelike lainnya. Lalu, bagaimana ia bisa menciptakan sebuah permainan yang begitu populer tanpa referensi dari game serupa?1
Pengalaman Unik dalam Mengembangkan Balatro
Dalam Developer Note yang drilis pada 6 Maret 2025, Local Thunk membagikan pandangannya tentang cara ia menciptakan Balatro. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk tidak memainkan banyak game roguelike bukan karena ia merasa itu akan membuat game yang lebih baik, melainkan karena ia menganggap pembuatan game sebagai hobinya.
“Aku ingin menjelaskan sejelas-jelasnya di sini dan mengatakan bahwa ini bukan karena aku pikir itu akan menghasilkan permainan yang lebih baik. Ini karena membuat permainan adalah hobiku. Merilisnya dan menghasilkan uang darinya bukanlah tujuanku. Jadi, secara naif menjelajahi desain roguelike (dan terutama desain deckbuilder, karena aku belum pernah memainkannya sebelumnya) adalah bagian dari kesenangan bagi aku.”
Local Thunk juga menyebutkan bahwa ia ingin membuat kesalahan, menemukan kembali mekanisme permainan, dan mengembangkan idenya sendiri tanpa terlalu banyak mengambil inspirasi dari game lain yang sudah ada. Meskipun pendekatan ini berisiko, hasil akhirnya membuktikan bahwa Balatro mampu berdiri sebagai game roguelike deckbuilder yang unik dan menarik.
Slay the Spire, Satu-Satunya Game Roguelike yang Di mainkan
Walaupun tidak memainkan banyak game roguelike, Local Thunk mengakui bahwa Slay the Spire adalah satu-satunya pengecualian. Namun, ia tidak memainkannya sebagai referensi utama dalam mengembangkan Balatro. Ia awalnya hanya ingin mencari cara bagaimana game tersebut menangani input pengontrol untuk permainan berbasis kartu.
“Aku melakukan ini karena aku mengalami beberapa masalah dalam implementasi pengontrol aku dan aku ingin melihat bagaimana mereka menangani input pengontrol untuk permainan kartu, tetapi aku akhirnya tersedot masuk. Syukurlah aku menghindari memainkannya sampai sekarang karena aku pasti akan meniru desain luar biasa mereka (secara sengaja atau tidak sadar).”
Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Slay the Spire dalam dunia game roguelike deckbuilder. Bahkan seorang developer yang mencoba untuk tidak terlalu terinspirasi oleh game lain tetap mengakui keunggulan dari game tersebut.
Elemen yang Terinspirasi dari Slay the Spire
Meskipun Local Thunk berusaha untuk tidak meniru game lain, beberapa mekanisme dalam Slay the Spire tetap menjadi inspirasi tidak langsung bagi Balatro. Beberapa fitur yang mirip antara keduanya antara lain:
- Mekanisme Mata Uang yang Berbeda
- Fitur Skip untuk Semua Blind
- Sistem Upgrade untuk Seluruh Deck
- Kartu yang Bisa Di tingkatkan dengan Menggabungkan Kartu yang Sama
Salah satu contoh mekanisme yang mirip adalah bagaimana dua kartu King bisa di gabungkan menjadi King dengan skor yang lebih tinggi. Fitur seperti ini menambah kedalaman strategis dalam permainan dan memberikan lebih banyak opsi bagi pemain untuk mengembangkan deck mereka.
Popularitas Balatro dan Slay the Spire dalam Dunia Roguelike
Baik Balatro maupun Slay the Spire kini di kenal sebagai dua game terbaik dalam genre roguelike deckbuilder. Keduanya memiliki keunikan tersendiri yang membuat pemain terus kembali untuk mencoba berbagai strategi baru.
Salah satu alasan mengapa game-game ini begitu adiktif adalah sistem trial and error. Pemain harus terus mencoba strategi baru dalam setiap permainan untuk mencapai kemenangan, yang membuat mereka ingin terus bermain lagi dan lagi.
Di Indonesia sendiri, fenomena “Penyakit Balatro Gila” masih mewabah hingga tahun 2025. Istilah ini di gunakan oleh komunitas gamer untuk menggambarkan betapa adiktifnya permainan ini, mirip dengan dampak yang di tinggalkan oleh Slay the Spire.
Kesimpulan
Keberhasilan Balatro sebagai kandidat GOTY 2024 menunjukkan bahwa terkadang pendekatan yang tidak biasa dalam pengembangan game dapat menghasilkan sesuatu yang segar dan menarik. Meskipun Local Thunk tidak memainkan banyak game roguelike selama proses pengembangan, ia berhasil menciptakan game yang unik dan mendapat tempat di hati para gamer.
Apakah kamu sudah mencoba Balatro atau Slay the Spire? Bagikan pengalamanmu bermain game roguelike deckbuilder ini!
baca juga. Pra-Daftar Frozen War Telah Dibuka: Game Strategi Bertema Apokalips Salju dengan Hadiah Menarik